Dihadiri oleh Ketua DPRD, Kapolres, perwakilan Dandim, Ketua bersama segenap jajaran Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kota Singkawang selaku penyelenggara acara, para Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, serta para anggota Perkumpulan Zikir Nazam. 

Kehadiran perkumpulan organisasi yang berlatar belakang etnis adalah untuk mempersatukan, bukan sebaliknya. Masyarakat melayu diharapkan mampu menjadi pelopor untuk menunjukkan suritauladan yang positif dalam rangka memupuk keberagaman guna membangun silahturahmi yang baik antar etnis yang ada di Kota Singkawang. Sejak dahulu kala, toleransi sudah menjadi potret kehidupan masyarakat Kota Singkawang, diwujudkan dengan rumah ibadah milik agama yang berbeda letaknya saling berdekatan.

Sumastro menyatakan bahwa Zikir Nazam yang ada di Singkawang memiliki ciri khas corak tersendiri yang hanya ada di wilayah Singkawang, Sambas dan Bengkayang. "Semoga ini menjadi bagian dari dinamika yang dapat terus dikembangkan melalui organisasi dan perkumpulan budaya yang ada. Sehingga mampu berkontribusi untuk kemajuan bangsa", ujarnya.